Jejak Empat Suku Pesisir di Pulau Maringkik

Pulau Maringkik 
Cuaca pada saat itu sedang tidak cerah seperti biasanya, sedari fajar menyingsing sudah turun hujan. Sembari menunggu hujan reda dan secercah cahaya pagi menyemburat. Saya mengetik hasil liputan pada hari sebelumnya untuk dikirim ke media tempat saya bekerja, agar bisa publish. tujuan wisata kali ini adalah pulau Maringkik, terletak di KelurahanTanjung Luar, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. Membutuhkan waktu tempuh selama tiga jam dari kota Mataram menuju Keruak, saat itu saya mengunakan sepeda motor dengan rute kota Mataram – Kediri – Praya – Mujur – Jerowaru – Keruak. 

Sebelum menginjakkan kaki di pulau yang sebagain besar penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan ini kita harus menyeberang dengan mengunakan perahu motor dari Tanjung Luar. Sebelum menikmati kehidupan di pulau tersebut membutuhkan waktu selama 20 menit dari Tanjung Luar. Terdapat banyak sekali perahu motor yang bisa mengantar menuju  pulau tersebut, hal itu disebabkan karena.

Jambatan Penghubung Dari Pelabuhan Menuju Ke Perkampungan


  1. Nelayan dari pulau Maringkik menjual hasil tangkapannya ke Tanjung Luar, dimana merupakan tempat pelelangan ikan (pasar ikan) di Lombok Timur dan tak ayal banyak pedagang ikan dari kabupaten lain yang datang kemari. 
  2. pasar ikan ini selalu ramai pembeli dari pagi sampai sore, sehingga kebutuhan ikannya di pasar ini tinggi. Oleh karena itu, nelayan dari pulau Maringkik datang secara terus menerus sampai ikan yang dibawa dibeli oleh para penjual di Tanjung Luar.
Gili Maringkik adalah salah satu pulau kecil yang terdiri dari 615 KK dan 2690 penduduk  yang mayoritas mencari nafkah sebagai nelayan.   Ada akulturasi budaya di pulau nelayan ini dimana terdapat empat suku yang mendiami pulau yang mempesona ini. suku-suku pesisir seperti Bajo, Buton, Sasak dan Bugis mendiami membaur menjadi satu dalam kehidupan sebagai nelayan, sehingga bahasa yang dihasilkan disebut dengan bahasa Maringkik. di antara pulau ini terdapat pulau-pulau kecil lainnya diantaranya pulau Kambing dan Pulau Bumbung yang begitu menghijau. 

Pulau Maringkik Tampak Depan
Zaman dulu maringkik disebut dengan nama Buwun (Sumur) oleh nenek moyang. Sarana air belum memadai di tempat ini, listrik pun hanya bisa bisa digunakan pada malam hari saja. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih, masyarakat pulau Maringkik membelinya ke desa telong- elong dengan menyalakan perahu motor mereka. Masyarakat biasanya mengunakan dirigen untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp. 10.000 / 3 dirigen.

Penyulingan air yang sudah disediakan pada tahun 2004 lalu oleh pemerintah daerah (pemda) kini sudah tidak berfungsi lagi. Hal tersebut karena terlalu banyak tangan yang memakai dan pemakaian secara terus menerus. Kurangnya perawatan menjadi salah satu penyebab kerusakan terhadap alat tersebut.

Sedangkan, dalam hal pendidikan masyarakat disini tidak tertinggal, terdapat sekolah satu atap (SD/SMP) di sini. Apabila sudah lulus SMP mereka menyekolahkan anaknya ke Tanjung Luar untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi. Selain itu, ada pula yang kuliah ke luar kota. para Guru yang mengajar di sekolah Saru atap tersebut berasal dari Tanjung Luar, sehingga apabila mengajar guru tersebut harus menyebrang terlebih dahulu. apabila cuaca sedang buruk dan ombak laut tidak mendukung, maka terpaksa kegiatan belajar mengajar di Sekolah tersebut diliburkan.

View Yang Terlihat Di Belakang Pemukiman
Kebiasaan perempuan pada saat musim panas disini adalah membuat lulur dari pinang dan beras. Pinang dan beras tersebut dicampur dengan cara dikunyah atau ditumbuk, lulur ini dinamakan “bara buas”. 

Pesona pulau Maringkik tidak kalah dengan pulau-pulau kecil lainnya di Lombok. Keadaan laut yang dangkal menjadi daya tarik untuk bisa menikmati tempat ini. baik hanya untuk berenang, memancing maupun snorkeling untuk melihat ikan-ikan yang menari-nari  dan terumbu karang di pantai ini. air laut yang biru membuat betah untuk menikmati tempat ini. apabila air laut sudah surut maka, akan sangat mudah untuk menyebrangi pulau terdekat dari pulau Maringkik. 

Potensi-potensi yang dimiliki oleh pulau Nelayan ini, sangat diharapkan untuk bisa dikembangkan. Sehingga banyak wisatawan yang mau datang berkunjung ketempat ini.masyarakat disini mengaku, mereka ingin sekali memiliki pekerjaan lain selain menjadi nelayan, yaitu bisa mengembangkan wisata di pulau ini. sehingga apabila cuaca sedang tidak mendukung untuk melaut, maka mereka bisa mengambil alternatif untuk beralih profesi sebagai pealaku wisata di daerahnya sendiri. 
Mulai Memasuki Pemukiman Penduduk
Walaupun mereka yakin menjadi nelayan adalah pekerjaan utama yang telah dianuggerahkan Tuhan oleh mereka, dan mereka pun mensyukui nikmat Tuhan yang diberikan kepada mereka. Mendiami pulau yang penuh berkah kehidupan, menumbuhkan mereka dan anak-anak penerus mereka kelak. Mekekarkan otot-otot mereka walaupun asinnya laut dan panasnya matahari menjadi lawan berat mereka. Maringkik tetaplah jaga pesonamu ada atau tidak adanya wisatawan mengunjungimu.

Comments

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di blog saya

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu