Perjalanan Menuju Pink City, Jaipur Negeri Para Raja



Bulan Agustus cuaca di India sangat panas. Pelataran sebelah kanan gerbang masuk taman Taj Mahal sementara sebagai tempat beristirahat sebelum saya beranjak. Persedian air minum sudah hampir habis setelah saya bagi untuk seorang Ayah yang tidak tahan melihat putrinya kehausan setelah berkeliling Taj Mahal. Seorang lelaki gempal mendekat dan meminta air minum botal yang saya tenteng saat saya sedang bergegas ingin pergi ke toilet. Dirinya mengiba agar diriku rela berbagi untuk putrinya. Saya berikan, sementara saya berusaha ke bangunan kecil di paling pojok Taman Taj Mahal dan di samping bangunan itu terdapat perpustakaan. Sudah berada diujung lalu kemudian seeeeerr, lega sekali rasanya. Saya bertemu kembali dengan sang Ayah dan mengembalikan botol minuman milik saya. Sudah setengah dan saya senang melihat anaknya yang lelah terlihat lebih cerah. 

Di Pelataran dengan tembok berwarna merah dan pilar-pilar kokoh menyangga terdengar lagu yang tak asing di telinga. Dua orang anak muda India sedang memutar lagu di palylist androidnya. Lagunya Rahul dan Anjali pasangan abadi jagad bollywood SRK dan Kajol. Kuch-kuch hota hai sayup-sayup terdengar. Konon dua pemuda itu adalah fans berat SRK. Sungguh dia benar-benar mereka fans SRK garis keras. Tidak ada artis bollywood yang lebih hebat dari SRK, begitu menurutnya. Seberapa pun rasa kagumnya terhadap SRK sepertinya mereka lebih kaget lagi pada saya yang bisa bernanyi lagu India. Sampai akhirnya salah satu dari mereka merupakan teman saya melanjutkan perjalanan dari Agra ke Jaipur.

Tujuh jam perjalanan dari Agra ke Jaipur bikin pegel. Tetapi selama di perjalanan saya melihat India secara nyata. Orang-orangnya, lingkungannya dan merasakan perlakuan suka dan duka dari mereka. Termasuk pengalaman perjalanan saya selama di Agra. 
 Masjid di Taj Mahal

Jaipur, 20.00

Saya tiba di Jaipur dengan rasa lapar yang tak tertahan. Berbakal dua buah apel yang saya beli di pasar Agra yang kotor saya coba maksimalkan sebelum makan biryani di restauran rekomendasi teman saya ketika di Jaipur. Sudah malam, jalanan terlihat sudah sepi. Sekitar 300 meter dari tempat kami terlihat lampu-lampu putih menyala. Kami mendekat dan akhirnya menemukan tempat makan malam sederhana. Restauran milik seorang Muslim Jaipur yang cukup terkenal oleh para anak muda muslim di sana, begitu teman saya menceritakan tempat itu kepadaku. Sebenarnya selara makan masih belum total saya rasakan, tapi saya paksa karena perut memang sudah lapar. Saya juga sudah mengira-ngira jika setelah ini masih akan ada lagi perjalanan melelahkan yang akan mengambil waktu rehatku. 

Sandhi Camp, 22.00

Setelah memasuki lebih dari empat hotel dan ditolak. Akhirnya salah satu hotel di Sandhi Camp menerimaku untuk bermalam di tempatnya. Sehari menjelang Hari kemerdekaan India, hotel-hotel di sana agak ragu menerima tamu asing untuk bermalam. Sebelumnya saya sudah khawatir jika akan tidur diemparan dan menggembel. Tapi dua anak muda pemilik hotel itu, memperbolehkan saya bermalam di tempatnya. Saya kemudian beristirahat dan bermalam di hotel yang aku bayar 800 rupee permalam.
 Pelataran Taj mahal

Comments

Popular posts from this blog

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Serpihan Surga Itu Bernama Gili Layar