Desa Ganti: Tenun Berbeda di Lombok Tengah

Nusa Tenggara Barat (NTB) terkenal dengan keindahan alam yang menjadi daya tarik wisatawan. Pantai-pantai dengan pasir putih dan pesona bawah laut yang menjadi "svarga" bagi para penyelam. Tidak sedikit wisatawan yang memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk menikmati gili-gili yang ada di NTB, baik di pulau Lombok maupun Sumbawa. Setelah gaung Visit Lombok Sumbawa tahun 2012 lalu di kumandangkan. Geliat pariwisata NTB pun semakin menunjukkan eksisensinya. Eksistensi bukan hanya pada keindahan alam yang dimilikinya, tetapi juga kebudayaan yang beragam yang patut untuk diketahui makna dan filosopinya. Kuliner khas pun ikut mencuat sebagai bumbu-bumbu pariwisata yang menyegarkan penikmatnya. Sehingga, Pesona Lombok Sumbawa menjadi tagline yang tepat untuk mengambarkan pariwisata NTB yang memiliki keindahan alam, kebudayaan dan kuliner yang menyatu untuk membuat pariwisata semakin dikenal oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Menjelajah keindahan alam di NTB memang tidak akan habisnya. Tidak salah apabila sebelum membahas keindahan alam NTB, kita cari tahu terlebih dahulu kebudayaan berupa kerajinan yang dihasilkan oleh penduduk lokalnya. NTB terdiri dari tiga suku, suku sasak di pulau Lombok dan suku Samawa dan Mbojo di pulau Sumbawa. Suku Samawa merupakan suku masyarakat Sumbawa dan Mbojo merupakan suku yang ada di Bima dan Dompu. Suku-suku tersebut memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Karekter suku yang menawarkan keberagaman dan keunikan tersendiri. Salah satu ciri khas dari suatu suku bisa kita lihat dari kerajinan yang mereka hasilkan. NTB dikenal sebagai salah satu daerah dengan kain tenun yang mengambarkan ciri khas yang unik dan berdaya saing tentunya.

14 Februari 2015 lalu, tiga desainer Indonesia: Dian pelangi, Barli Asmara dan Zaskia Sungkar , menampilkan 45 busana muslim untuk wanita di ajang Culture Fashion Week, New York, di The Crowne Plaza Times Square Manhattan. Dalam pergelaran tersebut, menampilkan koleksi busana dengan materi kain tenun Lombok. Event itu tentu saja menjadi ajang promosi sehingga Lombok bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga kain tenun yang masyarakatnya hasilkan.


Mowut
Lombok Tengah sebagai sentral Tenun di Lombok memiliki beraneka ragam motif yang menarik. beberapa diantaranya adalah motif prade, ketupat dan lumbung. Motif-motif tersebut biasa kita temukan di sentra kerajinan desa Sukarare dan sade, tidak asing memang. karena, desa ini termasuk di dalam agenda tour wisata di Lombok. Namun, selain desa Sade dan Sukarare, Lombok Tengah juga menawarkan desa kerajinan tenun yang lain yang tidak kalah unik dan berdaya saing. Perempuan Di desa Ganti, Kecamatan Praya Timur juga sehari-hari sebagai pengerajin kain tenun. Berbeda dengan Sukarare yang mempromosikan hasil tenunnya di toko seni milik sendiri, perempuan desa Ganti memilih untuk melakukan aktifitas menenun di rumah dan menghasilkan tenun sesuai dengan pesanan. Dusun Matiq Maling, Desa Ganti misalnya menenun merupakan kegiatan sehari-hari mereka. Perempuan baik tua maupun muda telah menjadikan menenun bukan hanya sebagai kegiatan sampingan, tetapi menjadi mata pencharian. Ketika lelaki sibuk bekerja sebagai petani di sawah, mereka sejak pagi sudah mulai mengharmonisasikan batang jajak dan berire mereka dengan benang-benang. 

Sebelum menenun, terlebih dahulu mereka memintal benang dengan alat pintal khusus. Setelah itu, penenun kemudian meng- ngumpuk-ngumpuk dan ngani-ngani. Berbagai motif pun di hasilkan dengan harmonisasi dan komposisi tersebut, diantaranya motif tajuk gong, serulut dan kembang komak. Motif tajuk gong terdiri dari komposisi warna yang bervariasi sehingga motifnya terkesan colorful, sedangkan motif serulut dan kembang komak terdiri dari dua sampai tiga warna benang saja yang dipadukan secara tidak terpisah. Kain tenun berupa sarung dan songket pun di hasilkan dengan sangat epic dengan motif-motif unik. Setelah tenunan itu jadi, maka dilakukan pemotongan sesuai dengan ukuran kain yang inginkan. Sisa-sisa benang tersebut di sambung kembali, hal ini biasa disebut mowut benangSelain itu, para gadis pun tidak mau kalah untuk menghasilkan tenunan yang mereka hasilkan dari detai benang menjadi motif kain yang tentu saja siap dipasarkan. Sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh hati akan menghasilkan karya yang luar biasa pula. Para perempuan ini pun begitu, mngeluti kegiatan ini turun temurun menjadikan menenun sebagai suatu budaya yang akan terus mengakar dan tanpa batas. Sebuah kebanggan ketika bisa menghasilkan sebuah karya, karya dari tangan perempuan yang dikerjakan sampai tiga hari itu.



Vocabulary
  • Batang Jajak : Alat Tenun
  • Berire : Kayu batang yang digunakan untuk memperkuat benang yang satu dengan lainnya. Pada jaman dulu kayu ini digunakan sebagai senjata oleh wanita sasak saat ikut berperang
  • Ngumpuk-ngumpuk : Menyusun benang yang akan ditenun
  • Ngani-ngani : Menyusun benang sesuai dengan motif yang ingin dihasilkan.


Comments

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu