Bau Nyale : Event Mengingat Figur Gumi Sasak Lombok


"Wahai ayahanda dan ibunda. Semua pangeran dan rakyat yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku adalah untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara pangeran yang ada di hadapanku."

Sang puteri yang membelakangi lautan dengan kaki bertumpu pada sebuah batu langsung melompat ke lautan. Takdir telah mengubah sang Puteri berparas cantik jelita itu menjelma menjadi cacing laut. Masyarakat sasak Lombok menyebut jelmaan itu nyale.

Dialog di atas bukanlah script sinetron atau drama panggung. Dialog di atas diyakini sebagai kata-kata terakhir sosok seorang puteri cantik jelita dan puteri pujaan yang mementingkan orang banyak. Puteri Mandalika namanya, berasal dari kerajaan Tonjeng Beru. Kecantikannya begitu tersohor ke berbagai penjuru negeri. para pangeran berlomba-lomba ingin mendapatkan cintanya dan mempersuntingnya. Jika Dewa Ketampanan mitologi yunani, Narkissos, tidak memilih seorang wanita yang mencintainya. Hingga pada akhirnya Dewi Nemessis mengutuk Narkissos supaya jatuh cinta kepada bayangannya. Ketika Narkissos asyik duduk di kolam, pantulan bayangan dirinya yang dia lihat di kolam membuat dia larut dan mati karena self-esteem yang berlebihan yang dimilikinya. Namun tentu cerita itu berbeda dengan sifat rendah hati puteri Mandalika, menolak cinta lelaki bukan karena dia tidak menginginkannya. Tetapi agar tidak ada rasa cemburu berlebihan yang dirasakan oleh mereka. Justru Puteri Mandalika mengutuk dirinya agar semua orang bisa memilikinya dengan menjelma sebagai cacing nyale. Kisah cinta memang tidak selalu berakhir bahagia. Jika tidak disertai dengan pengorbanan maka tidak akan ada sesuatu hal yang dikenang. Namun bagaimana jika yang dikorbankan adalah nyawa?

Cerita yang menglegenda ini menjadi salah satu tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat suku sasak Lombok. Tradisi yang begitu sakral dan merakyat. Tradisi ini begitu sayang jika dilewatkan. Sebuah tradisi yang memiliki nilai-nilai kemanusian sehingga patut untuk di lestarikan. Kegiatan ini melibatkan masyarakat, tokoh adat, sesepuh, pemerintah dan alam. Legenda yang hingga saat ini menjadi icon dari kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan yang sebelumnya merupakan tradisi adat daerah setempat, beberapa tahun blakangan ini dikemas menjadi salah satu ajang kegiatan promosi pariwisata Lombok. Event "Bau nyale" ini sendiri biasanya dilaksanakan di kawasan pantai Kuta Lombok dan pantai Seger. Bulan Februari adalah saat dimana perwujudan puteri Mandalika ini muncul agar bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pada saat waktu "Bau Nyale" ini tiba, akan menjadi sebuah festival pesta rakyat masyarakat sasak Lombok.

Sebelum puncak "Bau Nyale" tiba, berbagai macam kegiatan karnaval baik budaya dan musik pun digelar. Karena beberapa tahun ini tradisi "Bau Nyale" sudah menjadi ajang kegiatan promosi pariwisata di Lombok Tengah. Maka tahun ini pesta rakyat bau nyale digelar dengan tema Pesona Indonesia, Pesona Bau Nyale. Seperti tahun sebelumnya, pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Lombok Tengah merangkai acara menyambut munculnya fenomena ini dengan sangat meriah. Kegiatan seperti Pemilihan Puteri Mandalika Bahari, Karnaval budaya bertemakan Puteri Mandalika, Presean sampai lomba-lomba khas adat sasak Lombok pun di gelar berhari-hari. Sampai pada acara puncaknya hiburan musik dari penyanyi dan band lokal serta nasional dihadirkan untuk menghibur masyarakat dan menyambut kedatangan wujud sang Puteri pada saat subuh menjelang.

Tanggal 22-28 Februari 2016 adalah jadwal yang disakralkan oleh para pemangku dari empat penjuru angin untuk melakukan kegiatan pada tahun ini. Selain itu mereka berdoa dan duduk bersama Nede Rahayu Ayuning Jagad - mohon doa keselamatan untuk semua hadirin, alam dan seisinya. Sangkep Warige adalah papan yang dipakai oleh masyarakat suku sasak Lombok untuk menentukan hari keberuntungan dan hari kurang baik. Sangkep Warige ini juga dipakai untuk menentukan hari pergelaran Pesona Bau Nyale ini tepat pada cuaca yang baik atau tidak.

Legenda Puteri Mandalika menyiratkan hikmah tentang sebuah pengorbanan dan budi pekerti luhur perempuan cantik jelita. Sehingga Puteri Mandalika bisa menjadi figur bagi masyarakat suku sasak gumi Lombok di era kekinian. Perempuan yang tangguh dan mementingkan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Tidak memihak kepada siapa pun dan memikirkan kemaslahatan orang banyak. Setiap cerita memberikan makna, karena itu legenda Puteri Mandalika sebagai figur bukan hanya bagi masyarakat tetapi juga buat para pemimpin, yakni pemimpin yang rela berkorban untuk orang yang dipimpin.

Nara Sumber : H Lalu Putria - Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Lombok Tengah





Comments

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu