Jejak Spiritual: Masjid Kuno Batu Kumbung


Terkenal dengan sebutan pulau seribu masjid, Lombok menawarkan perjalanan wisata spritual yang tentu tidak akan ada habisnya. Memiliki masjid-masjid di sepanjang jalan, bukan hanya menjadi fasilitas umum yang membawa perjalanan menjadi semakin agamis. Namun, memiliki sejarah agama islam masuk di pulau yang terletak di Nusa Tenggara Barat ini. Masjid-masjid, baik modern maupun kuno adalah suatu bentuk eksistensi agama islam menjadi keyakinan yang mayoritas dan memiliki kedudukan yang sangat kental di setiap masyarakat yang mempercayai keyakinan agama tersebut. Apalagi dunia telah mengakui Lombok sebagai  tujuan wisata dunia, hal itu terbukti dengan The World Halal Travel Award yang di anugerahkan kepadanya baru-baru ini.

Salah satu Masjid Kuno di Dusun Batu Kumbung, Desa Akar-akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) menjadi sebuah saksi ajaran agama islam telah menyentuh masyarakat sejak lama. Memiliki struktur bangunana luar yang hampir sama dengan masjid-masjid kuno lainnya. Masjid kuno ini menjadi sebuah saksi betapa sakralnya hubungan antara Manusia dengan sang Pencipta. Masjid yang dibangun di area seluas kurang lebih dua are ini terbuat dari material kayu dan bambu. Beratapkan jerami dan berlantaikan tanah dengan undakan yang terbuat dari kayu, masjid ini memiliki filosopi yang kental. Ada sebuah kesederhanaan dan hubungan spritual yang dalam dengan sang Pencipta ketika menelusuri masjid ini. Masyarakat di sekitar masjid kuno menggantungkan hidupnya dari bertani dan berternak.

Selain menggambarkan antara hubungan manusia dengan sang Pencipta, Masjid kuno ini juga merupakan simbol kedekatan anatara manusia dengan alamnya. Pahatan kayu berupa ayam yang terdapat pada puncak masjid kuno ini menjadi simbol yang memiliki makna filisopi tentang alam. Simbol ayam diyakini sebagai simbol tolak bala. Mata pencarian masyarakat sebagai petani, tanaman nya sering sekali mendapatkan gangguan dari hewan ternak tersebut. Sehingga dengan simbol itu maka ayam-ayam tersebut tidak akan menganggu tanaman mereka lagi. Ayam merupakan simbol kesuburan bagi para petani.

Selain terdapat simbol ayam puncak masjid kuno ini, berdasarkan penuturan dari pembekel. Pada bagian dalam masjid terdapat lukisan naga dan satu tiang penyangga setinggi 7,5 meter. Tiang kokoh ini tertanam dari lantai hingga puncak masjid tersebut. Tidak sembarang orang boleh memasuki tempat suci ini dan saat ini pun sudah tidak dimanfaatkan lagi sebagai tempat beribadah. Namun, pada acara-acara tertentu seperti membubur (membuat penerangan dengan getah jarak), rowah selamatan (syukuran), menjelang lebaran dan maulid nabi Muhammad SAW masjid kuno ini menjadi saksi perayaan tersebut.

Comments

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di blog saya

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu