Dia adalah cahaya.

Aku melihatnya pertama kali ketika dia duduk di meja menyambut kedatangan kami yang kala itu merasa tertindih karena beban yang berton-ton beratnya,tapi  semua terasa segar kembali karena senyumnya menyambut dengan indah, senyumnya kala itu bukan seperti senyum-senyum biasa yang aku lihat di Hotel ketika aku mulai masuk untuk check-in,senyumnya berbeda,senyumnya tak sama,,,oohhh aku seolah tak mau beranjak ketempat dimana kami sudah berkumpul mendengarkan obrolan-obrolan selamat datang dari meraka yang di dalam sana serius menyambut kami secara massal,ya aku merasa special karena dia menyambutku dengan hangat,yang membuat suasana dingin petang itu tak terasa olehku,meski udara dingin itu masuk melalui pori-pori mungilku dan menusuk tulang-tulang ku.

Dia sangat indah,tak bisa terungkapkan dengan kata-kata biasa,dia seperti cahaya yang bersinar di kala bulan bersinar saat petang,cahaya yang menghangatkan ketika dingin mulai menerpa.
Aku tidak pernah mengatakan apa-apa ketika melihatnya,sesekali dia menjepretkan blitz kameranya dan tidak pernah membidik spesial ke wajahku,tapi itu bukan hal yang aku inginkan,melihatnya saja sudah membuatku terasa di jepret bukan oleh kameranya tapi oleh mata atau bahkan oleh hatinya.

Dia Indah seindah mimpi-mimpi besarku,dia seolah-olah membuktikan dia bukan mimpi tapi benar-benar ada,aku melihatnya tersenyum dari jauh,bercanda dengan teman-temannya yang memang kelihatan sangat akrab dengannya,dia berbeda di antara teman-temannya,dia memiliki sebuah cahaya yang membuat dirinya kelihatan lebih terpancar.

Dia memang cahaya,cahaya,cahaya yang takkan pernah padam,meski gelap menerpa,meski dingin membaur dan meski jiwa telah tertimbun.

Dia adalah cahaya.

Comments

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu