Trips not Tips of Journey (Plane Cage)

Kelelahanku bersama ke-3 temanku terjawab ketika para petinggi di Pemda itu memberikan jawaban atas proposol yang telah aku ajukan,dan hati kecilku mulai mengatakan kegembiraannya dengan bersyukur kepadaNya,ya aku sangat bahagia karena bagaimanapun juga jakarta telah menungguku sekian lama dan tepatnya sekarang adalah aku akan menghabiskan waktu tiga hari di Bogor yang kata teman-temanku Bogor adalah kota yang dingin,selalu turun hujan dan penduduknya yang ramah.
Aku tak ingin terlalu membayangkan bogor seperti apa,karena yang ada di pikiranku adalah pada saat aku bertemu orang-orang yang merupakan orang asing bagiku dan tentunya bagi mereka terhadap diriku.

1 Desember

Aku menjalankan aktifitasku seperti biasa,siaran dan setelah itu kekampus dengan catatan hanya mengumpulkan tugasku kepada dosen yang selalu bertanya tentang keberngkatanku ke Jakarta,sepertinya dia bangga terhadap kepergianku dan aku pun berguyon dengannya tentang oleh-oleh yang akan aku berikan setelah saya menyelesaikan tugasku di Bogor.

2 Desember

Hari itu telah tiba,aku sudah siap dengan barang-barang bawaanku yang aku kemas dalam koper berukuran tanggung yang berisi baju dan perlengkapan selama aku di Bogor dan tak lupa aku membawa tas ransel berukuran standar yang berisikan netbook dan beberapa perlengkapan menulis yang memang sudah menjadi salah satu perlengkapan wajib yang aku bawa.
"Aku harus bangun pagi" kalimat itu yang aku set di mind ku biar aku tidak ketinggalan untuk check in keesokan harinya,karena aku flight pukul 06.00 wita otomatis aku check in pukul 05.00 wita dan bersiap-siap ke bandara pukul 04.30 wita dan itupun kebetulan karena bandara yang dibuka beberapa bulan lalu oleh presiden RI itu tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku,ya,Bandara International Lombok memberikan kesempatan untukku ada di ruang tunggu sampai pesawat yang aku tumpangi terbang sehingga aku bisa menikmati udara jakarta yang memang merupakan ibu kota Indonesia yang notabene nya adalah kota yang macet dengan populasi penduduk yang padat pula dan bangunan-bangunan dan gedung-gedung yang menjulang tinggi sepanjang jalan.

Pukul 07.15 wib
Satu jam lebih lambat dari waktu di daerahku,aku sampai di kota tersibuk di Indonesia itu dengan hati lega karena pesawat yang saya tumpangi kompromi dengan cuaca pada saat itu.
i didn't know why,i felt different when i was walking with my feets in jakarta for the first time,,,,i called it "gawah",hahahahhaha
setiap sudut di bandara membangkitkan rasa percaya diriku untuk menjepret kamera temanku yang memang kebetulan aku yang bawa,dan tak lupa juga ketiga temanku yang memang memiliki misi yang sama selama kami berada di jakarta dan bogor,memintaku untuk menembakan blitz kamera itu dengan pose yang narsisnya memang tak bisa tertahan di tengah keramaian dan kesibukan di bandara soekarno hatta itu.

pukul 09.00 wib

Kami masih menunggu picker kami di terminal 1c untuk memberikan senyum sambutan dan kata welcome to jakarta untuk kami.cukup lama memang kami menunggu,sampai rasa lapar kami mulai berkumandang dan mengrogoti pikiran dan perut sampai kata lapar harus kami ucapkan.
"makan dulu yukkk" sembari ucy mengeluarkan nasi goreng yang ternyata dia bawa dari Lombok.
sambil membuka bungkusan nasi goreng itu yang sebenarnya cukup untuk porsi nya sendiri itu kami mencoba melirik ayam yang menjadi pelengkap nasi itu,ya satu bungkus nasi kami makan bersama.
menunggu dan bercanda itu sebagian dari apa yang kami lakukan di tangga terminal 1C itu,yang dimana bukan kami saja yang ada di sana segelinter orang kami lihat tertidur pulas dan seseorang bernyanyi sembari headseat melengkapi telanginya dan seolah-olah ingin menari di saat rasa ngantuknya pagi itu mengrogoti otak dan matanya yang kelihatan lelah.

Aku mengambil kamera dan menjepretnya diam-diam,tidak kalah dengan memfoto orang itu,temanku mulai mau bergaya dikeramaian dan kali ini dengan memasang timer di kamera handphoneku biar kami bisa berfoto bersama. Ya indah memang,kami sudah terbiasa bersama dengan sejuta gaya dan bahkan tak kan pernah mati gaya ketika ada di depan kamera,:P

Tak lama waktu berselang saya melihat sesorang yang tampak kebingungan di sekitar kami dan ternyata dia adalah paricipant dari kegiatan yang kami juga ikuti. Kami menyapanya dan berkenalan,selang beberapa menit aku melihat pemuda dari negara lain duduk di pojok tangga di terminal itu,dan tak perlu penasaran dengan asal negara pemuda itu karena dari cara berpakaiannya membuat semuanya menjadi kalimat ritoris,ya dia adalah Deep pemuda dari india dan bersuku punjabi,dengan kemampuan hindi yang aku miliki mencoba mendekati pemuda itu.Ohya ternyata aku sedikit lebih bisa menerapkan kemampuan berbahasaku di antara ketiga temanku dimana ucy menguasai bahasa jepang dan arab,fery menguasai bahasa jepang sedangkan miftah memiliki kemampuan berbahasa inggris yang lebih di bandingkan dengan aku.Tidak banyak aku berbicara hindi bersama temanku deep itu dan akupun memancingnya dengan bahasa inggris yang memang dia juga kuasai,tidak terasa aku dan deep sudah mengobrol lebih dari satu jam dan kemudian meminta email Facebooknya sehingga kami bisa Keep in touch.


Bersambung....................:)



Comments

Popular posts from this blog

Masjid Jami Saleh Hambali Perkuat Keislaman di Bengkel

Tiga Spot Camping Seru di Sembalun

Menikmati Serunya Snorkeling di Gili Petelu