Menanam Jaring Laba-Laba di Gili Nanggu
Kata Ahli Ilmu Bumi
Bunga hanya temporer, yang artinya diancam kemusnahan beberapa lama lagi. Ahli
ilmu bumi mencatat kenangan-kenangan penjelajah dalam Buku Ilmu Bumi. Sebelum
ia mencatat dengan tinta, terlebih dahulu ahli ilmu bumi menulisnya dengan pensil.
Setelah penjelajah memberikan bukti-bukti perjalanan barulah ahli ilmu bumi
menulis cerita penjelajah dalam buku yang paling berharga dari segala buku.
Buku ilmu bumi tidak pernah kadaluwarsa. Gunung jarang sekali pindah. Samudra
jarang sekali kekeringan. Kami menuliskan hal-hal yang abadi. Hal-hal yang
temporer seperti bunga ahli ilmu bumi tidak mencatatnya dalam buku ilmu bumi.
Temporer artinya yang diancam kemusnahan beberapa lama lagi. - Le
Petit Prince [Antonie De Saint-Exupery] –
Saat menyelam untuk mengambil karang yang akan ditransplantasi |
Kata temporer yang disampaikan oleh ahli bumi memang sangat menakutkan, apalagi jika
berbicara tentang alam. Bunga yang merupakan komponen alam yang begitu
mengagumkan diancam kemusnahan beberapa lami lagi. Aku jadi memkirkan tentang
komponen yang dimiliki alam lainnya, seperti terumbu karang yang ada di samudera,
pohon-pohon yang ada di gunung dan bukit serta hewan-hewan yang ada di hutan.
Semuanya bisa saja bernasib seperti bunga.
Walaupun
ahli ilmu bumi mengatakan bahwa samudra abadi namun tentu tidak untuk komponen
samudra itu sendiri. Terumbu karang, ikan-ikan dan padang lamun saat ini sedang
terancam oleh kemusnahan. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan sesuatu
untuk menghadapi ancaman tersebut. Karena bagaimana pun juga “Artis Natura Magistra” artinya alam
adalah guru seni. Kita bisa belajar keagungan sang pencipta melalui apa yang Ia
telah ciptakan.
Terumbu
karang sebagai rumah bagi ikan-ikan tentu perlu untuk dijaga kelestariannya.
Selain bermanfaat untuk hewan laut itu sendiri, terumbu karang juga memiliki
manfaat yang besar untuk kita. Sebagai salah satu daya tarik wisata alam bawah
laut terumbu karang perlu untuk dihindakan dari ancaman yang bisa merusak
keindahannya. Kerusakan terumbu karang sebagaian besar diakibatkan oleh
penangkapan ikan dengan mengunakan bom dan kompresor sehingga banyak terumbu
karang yang mati.
Bebrapa waktu yang lalu bebarapa kelompok
pengawas masyarakat (Pokmaswas) Sekotong melakukan kegiatan transplantasi
terumbu karang di Gili Nanggu, Sekotong, Lombok Barat. Kegiatan ini di
fasilitasi oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), Nusa Dua Reff
Foundation dan Wildlife Conservation
Society (WCS). Transplantasi karang ini sebenarnya bagian dari kegiatan
Bimbingan teknis (Bimtek) penanaman kima di Kawasan Konservasi Perairan dan
Pulau-pulau kecil (KKP3K) di Sekotong, Lombok Barat. Aku pribadi senang sekali
bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. Lalu seperti apa langkah-langkah yang
dilakukan sebelum kegiatan transplantasi terumbu karang?
Jaring Laba-Laba sudah siap ditanam |
Setelah
memastikan media penanaman telah siap, saatnya untuk mengambil turumbu karang
yang akan di transplantasi. Team bersama-sama diving untuk mengambil terumbu
karang yang akan ditanam kemabli. Setelah memotong terumbu karang, sebaiknya
langsung ditaruh kedalam air supaya terumbu karangnya tidak stress. Akupun ikut
untuk menyelam mengambil terumbu karang yang akan ditrasnplantasi. Senang
sekali rasanya, sambil mengambil terumbu karang, bisa bermain dengan ikan
dikedalaman 3-5 meter.
Media
sebanyak kurang lebih 30 buah dan terumbu karang telah siap, saatnya untuk mengikat terumbu karang pada media
yang telah disiapkan. Terumbu karang yang telah diambil, dipotong kembali
kira-kira ukuran 7-10 cm. ingat ya, saat mengikat kita harus lakukan di dalam
air, kalau tidak begitu nanti terumbu karang yang ingin ditransplantasi stress
dan mati. Jadi, agar memudahkan untuk mengikat kita harus memakai snorkel. Kalau sudah diikat, saatnya
untuk dibawa menuju dasar laut. Bawanya bisa dilakukan sendiri maupun berdua
dengan teman, karena medianya cukup berat dan susah mengatur keseimbangan
karena arus laut. Sebaiknya dibawa berdua saja menuju tempat penanaman.
Saat
menanam terumbu karang tersebut, dalam hati aku berkata. Selamat dating
ikan-ikan. Semoga jarring laba-laba ini bisa menjadi rumah yang nyaman buat
kamu kelak. Tempat kamu bersembunyi dengan malu-malu dan berdendang bersama
dengan sahabat-sahabatmu. Menarilah diantaranya. Aku berharap, tarianmu nanti
bisa menyambutku ketika aku datang kembali kerumahmu.
Nah!
Seru bukan? bagaimanapun juga, satu hal yang aku yakini. Ketika kita menjamu alam dengan indah,
maka alam itu akan memberikan keindahan yang semakin untuk kita. oleh karena itu sudah selayaknya alam yang tuhan telah berikan, kita jaga dengan baik. Artis Natura Magistra yakni alam
adalah guru seni, dulu, sekarang dan untuk masa depan nanti. Jadi, mari kita berdendang dengannya dan tentunya lebih dekat
dengannya. Sehingga, timbul rasa ingin menjaga dan memiliki.
Photos : Pariama Hutasoit
Comments
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di blog saya