Serpihan Surga Itu Bernama Gili Layar
Pulau Lombok merupakan kawasan pesisir dan laut yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang biasa disebut gili. Tak heran gili-gili tersebut menjadi salah satu pesona wisata yang menjadi magnet untuk dikunjungi oleh para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Sebagai kawasan pesisir dan laut tentu saja aktifitas seperti perikanan dan pariwisata tidak jarang untuk dilakukan. Kegiatan perikanan biasanya dilakukan oleh nelayan sekitar, kawasan pesisir dan juga di luar kawasan yang sengaja datang ke kawasan tersebut untuk melaut. Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat kawasan pesisir untuk memanfaatkan apa yang Tuhan telah berikan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tentu, kalau sudah menjadi bagian untuk melanjutkan hidup, masyarakat harus lebih peduli terhadap sumber daya alam yang mereka manfaatkan.
Berbeda dengan pariwisata, tidak banyak masyarakat pesisir menjadi pemanfaat kawasan di bidang pariwisata. Namun, bukan berarti mereka tidak peduli terhadap kelangsungan pariwisata yang dimanfaatkan oleh orang luar kawasan. Dibutuhkan sinergi dan koordinasi yang baik antara masyarakat sekitar kawasan dan pemanfaat agar bisa memanfaatkan kawasan pariwisata tersebut secara berkelanjutan dan tentu saja bisa dikelola dengan baik. Oleh karena itu, bukan hanya antara masyarakat sekitar kawasan dan pemanfaat saja, tapi koordinasi dengan pemerintah terkait dengan kebijakan dalam pengelolaan kawasan penting untuk dilakukan.
Terumbu karang, padang lamun dan ikan-ikan yang dimiliki oleh gili merupakan suatu pesona yang menakjubkan yang dimiliki oleh pulau Lombok. Pernah tidak anda ingin mencoba untuk melakukan aktifitas perikanan dan pariwisata sekaligus pada satu tempat yang mempesona di Lombok? Kalau jawabannya adalah ya. Tempat ini bisa menjadi salah satu tempat yang tepat untuk melakukan hal tersebut secara bersamaan. Gili Layar, salah satu “serpihan surga” yang Tuhan tebarkan di Sekotong, Lombok Barat.
Berada lebih jauh dari Gili Gede dan Gili Asahan. Kita membutuhkan waktu 30 menit penyeberangan dari desa Pelangan dengan mengunakan perahu boat nelayan untuk sampai di tempat yang indah ini. Perlu pengorbanan memang untuk bisa menikmati kebahagian. Begitu juga dengan sebuah keberhasilan, butuh proses dan kesabaran untuk mencapainya. Setelah Nampak dari kejahuan gili mungil sang serpihan surga yang menawan ini. Membuat hati deg-degan, seperti bertemu dengan putri jelita yang dari kejauhan terpancar pesoananya. Tulang-tulang di dalam tubuh yang terasa tercecer setelah berjam-jam di perjalanan tiba-tiba menyatu sehingga membentuk struktur tubuh yang utuh. Tidak terasa lagi pegal dan rasa capek, yang ada ketidak-sabaran untuk menjadi orang yang pertama turun dari perahu untuk menikmati pasir putihnya.
Berikut kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan untuk menikmati surga kecil ini:
Snorkeling
Spare Fishing
Buat yang suka menyelam sambil menembak ikan alias spare fishing, gili Layar bisa menjadi spot yang tepat. jenis-jenis ikan yang beragam seperti family Scaredae parrot fish (ikan kakak tua) a.k.a ikan “lembain” kalau orang sasak menyebutnya. Selain itu ada ikan timunan. Hal yang paling penting yakni saat spare fishing jangan sampai merusak dan menginjak terumbu karang.
Bakar ikan
Beach cleaning
Berhubung Gili Layar adalah surga dunia yang perlu dijaga kelestarian baik laut dan daratnya. Kita bisa beach cleaning sembari berjalan-jalan di sepanjang bibir pantai, sambil memengut sampah. Hal kecil yang tentu akan berdampak positif apabila dilakukan bersama-sama.Demikian hal-hal seru yang bisa kita lakukan di Gili Layar, sekedar masukan jangan lupa bawa snorkel stuff ketika mengunjungi tempat ini. Mengingat di sini hanya terdapat satu hotel saja dan tidak ada tempat penyewaan alat menyelam.
Gili Layar Lombok memang selalu memukau, apalagi buat para pencinta keindahan baik gunung maupun bawah laut. Gili Layar bisa menjadi salah satu tujuan wisata laut buat kalian. Tempat yang sunyi dan sepi akan membuat kita merasa tenang dan nyaman. Dari kejauhan tempat ini telah memperlihatkan pertanda sebagai tempat yang begitu memposana. Laut biru dan terumbu karangnya seolah-olah merayu tapi bukan untuk dijamah.
Padang lamun yang melambai-lambai seolah berharap agar mereka tetap dijaga dari kerusakan dirinya dan para sahabatnya. Tempat ini penuh dengan pertanda, pertanda tentang dirinya yang merupakan surga yang harus kita jaga. Karena sejatinya, alam adalah titipan sang pencipta. "Tulisan ini merupakan pengalaman yang dialami oleh penulis sendiri. Saran dan masukan dari pembaca sangat ditunggu. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih. "
Thanks for sharing!
ReplyDeleteYou are welcome ibu Zhy.. ;)
Deletewahhh..jadi pengen ke sini deh..bagusss..:)
ReplyDeleteenak ya tinggal dekat pantai. :)
ReplyDeletesudah saya follow, follow balik yaa.
http://octalana.blogspot.co.id/2016/01/finally.html
Ayo ke Lombok Susi Octalana.. terima kasih udah ramai tulisanku.. :)
Delete